Mutiara Hikmah As Salafus Shaleh
Mutiara Hikmah As Salafus Shaleh
Berikut ini adalah wasiat-wasiat berharga dari para salaf yang lebih
memperjelas akan pentingnya ittiba’ (mengikuti) dan bahayanya ibtida’
(membuat bid’ah). Sebagian besar mutiara hikmah ini kami nukil dari
kitab Al Wajiez fi Aqidatis Salafis Shaleh Ahlissunnah wal Jama’ah, oleh
syaikh Abdullah bin Abdil Hamid Al Atsary -hafidhahullah- jilid 1 hal
153-160.
Hudzaifah ibnul Yaman :
كُلُّ عِبَادَةٍ لَمْ
يَتَعَبَّدْ بِهَا أََصْحَابُ رَسُولِ اللهِ فلاَ تَتَعَبَّدُوْا بِهَا ؛
فإَِنَّ الأَوَّلَ لَمْ يَدَعْ لِلآخِرِ مَقَالاً ؛ فَاتَّقُوا اللهَ يَا
مَعْشَرَ القُرَّاءِ ، خُذُوْا طَرِيْقَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ
(رواه ابن بطة في الإبانة)
“Setiap ibadah yang tidak pernah diamalkan oleh para sahabat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, janganlah kalian beribadah dengannya.
Karena generasi pertama tak menyisakan komentar bagi yang belakangan.
Maka takutlah kepada Allah wahai orang yang gemar beribadah, dan
ikutilah jalan orang-orang sebelummu” (Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah
dalam Al Ibanah).
Abdullah bin Mas’ud:
مَنْ كان مُسْتنَاًّ
فَلْيَسْتَنِّ بِمَنْ قَدْ مَاتَ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ كَانُوا
خَيْرَ هَذِهِ الأُمَّةِ ، وَأَبَرَّهَا قُلُوباً ، وَأََعْمَقَها عِلْماً ،
وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا ، قَوْمٌ اِخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَة
نَبِيِّهِ وَنَقْلِ دِيْنِهِ فَتَشَبَّهُوْا بِأََخْلاَقِهِمْ
وَطَرَائِقِهِمْ ؛ فَهُمْ كَانُوا عَلَى الهَدْيِ المُسْتَقِيمِ (أخرجه
البغوي في شرح السنة)
“Siapa yang ingin mengikuti ajaran
tertentu, hendaklah ia mengikuti ajaran orang yang telah wafat, yaitu
para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ialah
sebaik-baik umat ini. Hati mereka paling baik, ilmu mereka paling dalam,
dan mereka paling tidak suka berlebihan (takalluf) dalam beragama.
Merekalah kaum yang dipilih Allah untuk menjadi pendamping Nabi-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan menyampaikan dien-Nya. Maka tirulah
akhlak dan tingkah laku mereka, karena mereka selalu berada di atas
petunjuk yang lurus” (Diriwayatkan oleh Al Baghawi dalam Syarhus
Sunnah).
Beliau juga mengatakan:
اِتَّبِعُوا وَلاَ تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيْتُمْ ؛ عَلَيْكُمْ بِالأََمْرِ العَتِيْقِ (أخرجه الدارمي في سننه)
“Ikutilah dan jangan berbuat bid’ah, karena kalian telah dicukupi.
Hendaklah kalian berpegang teguh dengan perkara yang terdahulu”
(Diriwayatkan oleh Ad Darimi dalam Sunan-nya).
Amirul Mukminin Umar bin ‘Abdul ‘Aziez -
rahimahullah-
قِفْ حَيْثُ وَقَفَ القَوْمُ ، فَإِنَّهُمْ عَنْ عِلْمٍ وَقَفُوا ،
وَبِبَصَرٍ ناَفِذٍ كَفُّوْا ، وَهُمْ عَلَى كَشْفِهَا كَانُوا أَقْوَى ،
وَبِالْفَضْلِ لَوْ كَانَ فِيْهَا أََحْرَى ، فَلَئِنْ قُلْتُمْ : حَدَثَ
بَعدَهُمْ ؛ فَمَا أََحْدَثهُ إِلاَّ مَنْ خَالَفَ هَدْيَهُمْ ، وَرَغِبَ
عَنْ سُنَّتِهِمْ ، وَلَقَدْ وَصَفُوا مِنْهُ مَا يُشْفِي ، وَتَكَلَّمُوا
مِنْهُ بِمَا يَكْفِي ، فَمَا فَوْقَهُمْ مُحَسِّرٌ وَمَا دُوْنَهُمْ
مُقَصِّرٌ ، لَقَدْ قَصَرَ عَنْهُمْ قَومٌ فَجَفَوْا وَتجَاوَزَهُم
آخَرُوْنَ فَغَلَوْا ، وَإِنَّهُمْ فِيْماَ بَيْنَ ذَلِكَ لَعَلىَ هُدًى
مُسْتَقَيْمٍ (أورده ابن قدامة في لمعة الاعتقاد)
“Berhentilah
saat mereka (para salaf) berhenti. Karena mereka berhenti berdasarkan
ilmu. Mereka menahan diri setelah berpikir jeli. Padahal merekalah yang
lebih mampu untuk menyingkap setiap masalah, dan lebih gencar tuk
mengejar setiap fadhilah. Kalau kalian berkata:
“Banyak hal
baru (dalam agama) yang muncul setelah mereka…” ingatlah, bahwa hal
tersebut tidak dimunculkan kecuali oleh mereka yang menyelisihi
pentunjuk salaf, dan menolak ajaran mereka. Para salaf telah menjelaskan
agama segamblang-gamblangnya, dan menerangkannya sejelas mungkin. Siapa
yang mendahului mereka akan menyesal, dan siapa yang berada di bawah
mereka berarti pemalas.
Sungguh, orang-orang yang berada
dibawah mereka akhirnya gagal, namun yang ingin mengungguli mereka
justru melampaui batas, sedangkan mereka (para salaf) tetap berada di
antara keduanya, di atas jalan yang lurus” (disebutkan oleh Ibnu Qudamah
dalam Lum’atul I’tiqad).
No comments:
Post a Comment