Terang-terang
Nabi sebut 'sunnah hasanah' dalam hadis tersebut, ahli bid'ah pula
memanfaatkan terjemahan Bahasa Melayu dan Indonesia untuk membolehkan
'bid'ah' dalam ibadah.
Pertanyaan kami kepada para penggemar bid'ah:
1- Bid'ah apakah yang dilakukan oleh sahabat Nabi dalam riwayat tersebut sehingga Nabi mengiktirafnya?
2- Di mana lafaz 'bid'ah hasanah' Nabi sebutkan dalam hadis tersebut?
3- Bagaimana hasanah itu ditentukan, apakah dengan dalil ataukah akal semata?
4- Jika dengan dalil, maka kenapakah ia disebut sebagai bid'ah? Bukankah setiap yang berdalil itu lebih layak disebut sunnah?
5- Jika dengan akal, apakah agama ini tegak dengan akal manusia dan bukannya wahyu Allah?
6 - Apakah jaminan Nabi bid'ah yang anda lakukan itu baik dan diberi pahala oleh Allah? Jika anda katakan memang tidak ada jaminan, lalu apakah manfaatnya beramal dengan perkara yang sia-sia?
7- Sunnah adalah lawan kepada bid'ah dan bid'ah adalah lawan kepada sunnah. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang saling bertentangan ini boleh berpadu?
Pertanyaan kami kepada para penggemar bid'ah:
1- Bid'ah apakah yang dilakukan oleh sahabat Nabi dalam riwayat tersebut sehingga Nabi mengiktirafnya?
2- Di mana lafaz 'bid'ah hasanah' Nabi sebutkan dalam hadis tersebut?
3- Bagaimana hasanah itu ditentukan, apakah dengan dalil ataukah akal semata?
4- Jika dengan dalil, maka kenapakah ia disebut sebagai bid'ah? Bukankah setiap yang berdalil itu lebih layak disebut sunnah?
5- Jika dengan akal, apakah agama ini tegak dengan akal manusia dan bukannya wahyu Allah?
6 - Apakah jaminan Nabi bid'ah yang anda lakukan itu baik dan diberi pahala oleh Allah? Jika anda katakan memang tidak ada jaminan, lalu apakah manfaatnya beramal dengan perkara yang sia-sia?
7- Sunnah adalah lawan kepada bid'ah dan bid'ah adalah lawan kepada sunnah. Lalu bagaimana mungkin dua hal yang saling bertentangan ini boleh berpadu?
No comments:
Post a Comment