Thursday 29 November 2012

kenapa perlu memilih teman?

Seseorang itu berdasarkan agama teman dekatnya



Rosululloh -shalallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

الأرواح جنود مجندة فما تعارف منها ائتلف وما تناكرمنها اختلف

“Ruh-ruh itu adalah tentara yang berkelompok-kelompok. Yang saling mengenail akan saling mendekati, dan yang tidak saling kenail akan saling menjauih.” [HSR Al Bukhori secara muallaq, dan bersambung di “Al Adabul Mufrod”, dan Imam Muslim si “Shohih” beliau dari Aisyah –radhiyallohu `anha-]

Dan dari Abu Huroiroh bahwasanya Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

«الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ». (سنن أبى داود – (4835) والترمذي (2552))

“Seseorang itu berdasarkan agama teman dekatnya. Maka hendaknya seseorang dari kalian itu memperhatikan dengan siapa dia berteman dekat.” [HSR Abu Dawud (4835) dan At Tirmidzi (2552)]

Ibnu Mas`ud –radhiyallohu `anhu- berkata:

إنما يماشي الرجل ويصاحب من يحبه ومن هو مثله (“الإبانة” لابن بطة /2 /476)

“Seseorang itu hanyalah akan mengajak berjalan dan bersahabat dengan orang disukainya dan yang seperti dirinya” [“Al Ibanah” 2\476\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-]

Muadz bin Muadz berkata:

قلت ليحيى بن سعيد: يا أبا سعيد الرجل وإن كتم رأيه لم يخف ذاك في ابنه ولا صديقه ولا جليسه

“Aku berkata kepada Yahya bin Said.”Wahai Abu Said, sesungguhnya seseorang itu walaupun menyembunyikan pemikirannya, yang demikian itu tidak tersembunyi pada anaknya ataupun sahabatnya dan teman duduknya.” [“Al Ibanah” 2\474\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-]

Qotadah -rahimahulloh- berkata:

إنا والله ما رأينا الرجل يصاحب من الناس إلا مثله وشكله فصاحبوا الصالحين من عباد الله لعلكم أن تكونوا معهم أو مثلهم

“Sesungguhnya kami –demi Alloh- tidaklah kami melihat seseorang itu mengambil sahabat dari manusia kecuali yang semisal dan seperti dirinya. Maka ambillah sahabat dari kalangan orang-orang yang shalihin dari hamba-hamba Alloh, semoga kalian boleh bersama mereka atau menjadi seperti mereka.” [“Al Ibanah” 2\480\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-]

Imam Al Auza`i -rahimahulloh- berkata:

من ستر علينا بدعته لم تخف علينا ألفته

“Barangsiapa menyembunyikan dari kami kebid`ahannya, tidak tersembunyi dari kami teman akrabnya.” [“Al Ibanah” 2\479\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-]

Muhammad bin Ubaid Al Ghulabi -rahimahulloh- berkata:

يتكاتم أهل الأهواء كل شيء إلا التآلف والصحبة

“Para Ahlul Ahwa` saling menyembunyikan segala sesuatu kecuali keakraban dan persahabatannya.” [“Al Ibanah” 2\479\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-]

Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh- berkata:

فانظروا رحمكم الله من تصحبون ، وإلى من تجلسون ، واعرفوا كل إنسان بخدنه ، وكل أحد بصاحبه ، أعاذنا الله وإياكم من صحبة المفتونين ، ولا جعلنا وإياكم من إخوان العابثين ، ولا من أقران الشياطين ، وأستوهب الله لي ولكم عصمة من الضلال ، وعافية من قبيح الفعال » (“الإبانة الكبرى” لابن بطة – تحت رقم 46)

“Maka perhatikanlah –semoga Alloh merahmati kalian- siapa yang kalian bersahabat dengannya, dan dengan siapakah kalian duduk, dan kenalilah setiap orang dengan teman dekatnya dan setiap orang dengan sahabatnya. Semoga Alloh melindungi kami dan kalian dari pertemanan orang yang terfitnah, dan jangan menjadikan kami dan kalian termasuk dari kalangan saudara orang-orang yang berbiat sia-sia, ataupun sejawat setan. Dan aku memohon pada Alloh untuk kami dan kalian karunia penjagaan dari kesesatan, dan keselamatan dari perbuatan yang buruk.” [“Al Ibanah” nomor 46 karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-]

Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh- meriwayatkan:

ولما قدم سفيان الثوري رحمه الله البصرة جعل ينظر إلى أمر الربيع – يعني ابن صبيح- وقدره عند الناس، سأل أي شيء مذهبه؟ قالوا: ما مذهبه إلا السنة. قال: من بطانته؟ قالوا: أهل القدر. قال: هو قدري

“Manakala Sufyan Ats Tsauri -rahimahulloh- tiba di Bashroh beliau mulai melihat keadaan Robi` – yakni Ibnu Shubaih- dan martabat dia di kalangan orang-orang. Beliau bertanya,”Apa madzhab dia?” Mereka menjawab,”Tidaklah madzhabnya kecuali As Sunnah.” Beliau bertanya,”Siapakah teman peribadinya?” Mereka menjawab,”Ahlul Qodar.” Beliau berkata,”Dia itu qodari.” [“Al Ibanah” 2\456\ karya Imam Ibnu Baththoh -rahimahulloh-]
 

No comments: