24 November 2011
Oleh syaikh Abu Abdil Mu’izz Muhammad ‘Ali Ferkous
Fatwa No 116, kategori: fatwa keluarga – kewanitaan
Pertanyaan: Apa hukum pelajaran
dan studi ilmiyah secara tertulis yang mengumpulkan antara pengguna
lelaki dan wanita dalam forum-forum internet? Baarokallahu fikum.
Jawaban:
Segala
puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Semoga shalawat dan salam
dicurahkan kepada beliau yang diutus Allah sebagai rahmat untuk alam,
juga kepada keluarganya, para shahabatnya, dan saudara-saudaranya
(seislam) sampai hari pembalasan nanti. Adapun sesudah itu,
Mengadakan muamalah (pergaulan) secara lisan atau tertulis atau dengan dua-duanya bersamaan dengan wanita ajnabiyah (selain mahram), jika tidak diiringi dengan ketentuan amannya dari fitnah, dan pergaulan itu terjadi dari dua arah, terus-menerus, berentetan, maka itu bahayanya jelas atas agama dan kehormatan seorang lelaki. Telah datang dalam satu hadits:
«مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ»
“Tidak aku tinggalkan satu fitnah setelahku yang lebih bahaya untuk para lelaki daripada para wanita.” (HR
al-Bukhari: Kitab an-Nikah Bab Ma Yuttaqa min Syuum al-Mar’ah 5096 dan
Muslim: Kitab ar-Riqaq 2740 dari hadits Usamah bin Zaid radhiyallahu
‘anhuma)
Dan telah diketahui dari perbincangan wanita dengan lelaki ajnabi (bukan
mahram) seharusnya dipakai adab yang sempurna sesuai dengan keperluan,
agar tidak memunculkan dalam hati lelaki pendengar satu ketertarikan
yang akan berkembang pada hati lelaki yang mempunyai penyakit.
Oleh kerana itu, setiap
pergaulan dengan pembicaraan atau tulisan yang mengandungi ketundukan,
kelembutan, irama, nada, perbualan yang tak berfaedah, senda gurau,
keramahan, gurauan, dan lainnya yang akan menimbulkan syahwat dan
menggerakkan tabiat, maka itu terlarang untuk menutup jalan kepada
yang haram. Method dalam pergaulan ini keluar dari pembicaran yang
beradab dan ucapan yang baik, bahkan suara yang lembut dan yang rendah
akan memungkinkan –tanda diragukan- tabiat-tabiat dan syahwat untuk naik
dan muncul baik jaraknya dekat atau jauh. Allah berfirman:
﴿يَا
نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ
اتَّقَيْتُنَّ فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي
قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوفًا﴾ [
“Wahai
isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain,
jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah
perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 32)
Ketika
beberapa akhwat (para wanita) tidak memenuhi ketentuan ini dan tidak
menghormati batasan-batasan syariat dalam ucapan, perbincangan, dan
surat-menyurat mereka, maka yang lebih selamat untuk kehormatan dan
agama adalah meninggalkan bergaul (bermuamalah) dengan para wanita
kecuali dalam batasan yang sempit dengan memenuhi syarat-syarat amannya
dari fitnah dan dalam ikatan kebutuhan secara syariat. NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« .. فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ»
“Takutlah
kalian dari dunia, dan takutlah kalian dari para wanita. Sesungguhnya
fitnah pertama pada bani israil adalah dalam masalah wanita.” (HR. Muslim: Kitab ar-Riqaq 2742 dari Abi Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)
Dan
ilmunya di sisi Allah. Dan akhir seruan kami segala puji bagi Allah
Rabb semesta alam. Dan semoga shalawat dan sallam tercurah atas Nabi
Muhammad, keluarganya, para shahabatnya, saudara-saudaranya (seislam)
sampai hari pembalasan, demikian juga keselamatan.
Al-Jazair, 10 Syawwal 1432 H / 8 September 2011
Sumber: Website resmi Yang Mulia Syaikh Muhammad ‘Ali Ferkous hafizhahullah ta’ala
No comments:
Post a Comment