Seorang Salafi Bershalawat Ratusan Kali Setiap Hari
Seorang Salafi Bershalawat Ratusan Kali Setiap Hari
Terdapat perkataan miring dari sebagian orang yang membenci dakwah
sunnah, bahwa salafiyyin, atau orang yang meneladani generasi salafush
shalih dalam beragama, enggan bershalawat kepada Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam atau bahkan dituduh anti-shalawat. Padahal
salafiyyin, yang senantiasa berpegang-teguh pada dalil-dalil shahih,
bershalawat ratusan kali setiap harinya. Hal ini merupakan konsekuensi
dari mengikuti dalil-dalil shahih, karena banyak dalil-dalil shahih yang
menganjurkan amalan tersebut. Berikut ini beberapa kesempatan dalam
satu hari yang dianjurkan untuk bershalawat, berdasarkan dalil-dalil
shahih:
1. Ketika Masuk Masjid
Sebagaimana hadits dari Fathimah Radhiallahu’anha:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل المسجد صلى على محمد وسلم ، وقال : رب اغفر لي ذنوبي ، وافتح لي أبواب رحمتك
“Biasanya, ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam masuk ke dalam
masjid beliau bershalawat kemudian mengucapkan: Rabbighfirli Dzunubi
Waftahli Abwaaba Rahmatik (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan bukalah
untukku pintu-pintu Rahmat-Mu)” (HR. At Tirmidzi, 314. Dishahihkan Al
Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi).
Dan seorang salafi, masuk ke masjid minimal 5 kali dalam sehari.
2. Ketika Keluar Masjid
Sebagaimana kelanjutan hadits dari Fathimah Radhiallahu’anha:
وإذا خرج صلى على محمد وسلم ، وقال : رب اغفر لي ذنوبي وافتح لي أبواب فضلك
“Dan ketika beliau keluar dari masjid, beliau bershalawat lalu
mengucapkan: Rabbighfirli Dzunubi, Waftahlii Abwaaba Fadhlik (Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku, dan bukalah untukku pintu-pintu keutamaan-Mu)”
(HR. At Tirmidzi, 314. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan At
Tirmidzi).
Dan seorang salafi, keluar dari masjid minimal 5 kali dalam sehari.
3. Ketika Tasyahud
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا يدعو في صلاته لم يمجد الله تعالى
ولم يصل على النبي صلى الله عليه وسلم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم
عجل هذا ثم دعاه فقال له أو لغيره إذا صلى أحدكم فليبدأ بتمجيد ربه جل وعز
والثناء عليه ثم يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بعد بما شاء
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mendengar seorang lelaki yang
berdoa dalam shalatnya tanpa mengagungkan Allah dan tanpa bershalawat.
Beliau pun berkata: ‘Orang ini terlalu tergesa-gesa’. Rasulullah lalu
memanggil lelaki tersebut lalu menasehatinya: ‘Jika salah seorang
diantara kalian berdoa mulailah dengan mengagungkanlah Allah, lalu
memuji Allah, kemudian bershalawatlah, barulah setelah itu berdoa apa
yang ia inginkan‘” (HR. Abu Daud, 1481. Dishahihkan Al Albani dalam
Shahih Abi Daud).
Pada ulama mengatakan bahwa tempat shalawat kepada
Nabi di dalam shalat adalah setelah tasyahud awal dan akhir. Bahkan
sebagian ulama menggolongkan shalawat setelah tasyahud akhir dalam rukun
shalat ke dalam rukun shalat.
Dan seorang salafi, minimal ber-tasyahud 10 (5 x 2) kali dalam sehari.
4. Ketika disebut nama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اَلْبَخِيْلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Orang pelit itu adalah orang yang ketika disebut namaku ia enggan
bershalawat” (HR. At Tirmidzi no.3546, ia berkata: “Hasan Shahih
Gharib”).
Seorang salafi, yang senantiasa bersemangat menuntut ilmu
syar’i, ia membaca kitab para ulama, menghafal hadits, duduk di
majlis-majlis ilmu, puluhan kali nama Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam disebut di sana sehingga ia pun puluhan kali bershalawat.
5. Ketika selesai mendengar adzan
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثل ما يقول . ثم صلوا علي . فإنه من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا
“Jika kalian mendengarkan muadzin mengumandangkan adzan, ucapkanlah apa
yang ia ucapkan. Kemudian bershalawatlah kepadaku.Karena setiap
seseorang bershalawat kepadaku, Allah akan bershalawat kepadanya 10
kali” (HR. Muslim, 384)
Dan adzan, minimal 5 kali berkumandang setiap harinya.
6. Dalam rangkaian dzikir pagi
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من صلى علي حين يصبح عشرا وحين يمسي عشرا أدركته شفاعتي يوم القيامة
“Barangsiapa bershalawat kepadaku ketika pagi dan ketika sore
masing-masing 10 kali, ia akan mendapatkan syafa’atku kelak di hari
kiamat” (Dihasankan oleh Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib, 1/314,
juga oleh Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid, 10/123. Walaupun sebagian
ulama melemahkan hadits ini, semisal Al Albani dalam Adh Dha’ifah, 5788 )
Dan seorang salafi bersemangat menjaga dzikir pagi setiap harinya.
Dalam rangkaian dzikir pagi juga banyak disebut nama Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam sehingga ketika mengamalkan dzikir pagi,
puluhan kali shalawat diucapkan.
7. Dalam rangkaian dzikir sore
Sebagaimana hadits pada poin sebelumnya. Seperti paparan sebelumnya,
ketika mengamalkan dzikir sore pun, puluhan kali shalawat diucapkan.
8. Ketika hendak berdoa
Sebagaimana hadits pada poin 3. Dan seorang salafi bersemangat memperbanyak doa, dalam rangka mengamalkan firman Allah:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah kepada-Ku, akan Aku kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang
yang sombong, enggan beribadah kepada-Ku, akan Aku masukkan mereka ke
neraka Jahannam yang pedih” (QS. Al-Mu’min: 60)
Terutama pada
waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa. Dan dalam 1 hari ada puluhan
waktu mustajab untuk berdoa. Sehingga seorang salafi, puluhan kali
bershalawat sebelum berdoa dalam sehari.
9. Pada waktu-waktu bebas yang tidak ditentukan
Seorang salafi senantiasa menggunakan waktunya agar tidak tersia-sia.
Salah satu caranya dengan banyak berdzikir, dan diantara dzikir yang
dianjurkan adalah bacaan shalawat kepada Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kapan saja tanpa
terikat kesempatan tertentu. Berdasarkan firman Allah Ta’ala:
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikatnya bershalawat kepada Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam. Wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kepadanya dan doakanlah keselamatan atasnya” (QS. Al
Ahzab: 56)
Juga keumuman sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
فإنه من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا
“Karena setiap seseorang bershalawat kepadaku, Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali” (HR. Muslim, 384)
Di perjalanan, ketika menunggu, ketika istirahat, ketika berjalan,
ketika dalam majelis, dan waktu-waktu lain kapan saja di mana saja.
10. Pada hari dan malam Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فأكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم
معروضة علي قال فقالوا يا رسول الله وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد أرمت قال
يقولون بليت قال إن الله تبارك وتعالى حرم على الأرض أجساد الأنبياء صلى
الله عليهم
“Hari jumat adalah hari yang paling utama. Oleh karena
itu perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu. Karena sesungguhnya
shalawat kalian itu sampai kepadaku”. Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana mungkin shalawat kami sampai kepadamu, sementara
kelak engkau dikebumikan?”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
Tabaraka wa Ta’ala telah mengharamkan bumi untuk menghancurkan jasad
para Nabi shallallahu ‘alaihim” (HR. Abu Daud no. 1047. Dishahihkan oleh
Al-Albani dalam Shahih Al-Jami, 2212)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
أكثروا الصلاة علي يوم الجمعة و ليلة الجمعة ، فمن صلى علي صلاة صلى الله عليه عشرا
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari dan malam Jumat. Karena orang
yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya
10 kali” (HR. Al-Baihaqi, 3/249. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam
Ash-Shahihah, 1407)
Jelaslah sudah bahwa salafiyyin, orang-orang
yang berpegang-teguh pada dalil Qur’an dan sunnah yang shahih, akan
mengamalkan shalawat ratusan kali dalam sehari, bahkan lebih. Tentu saja
dengan suara lirih, sendiri-sendiri, tidak dikeraskan dan tidak pula
beramai-ramai. Namun perlu dicatat, bahwa setiap orang tentu memiliki
juhud yang berbeda-beda dalam ibadahnya.
Adapun shalawat yang
diingkari oleh salafiyyin adalah shalawat yang dikarang-karang serta
dibuat-buat oleh orang, dan tidak pernah diajarkan oleh Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam maupun para shahabat serta generasi salafus
shalih. Dikarang-karang lafadznya, juga tata-caranya. Para sahabat Nabi,
orang yang paling mencintai beliau jauh lebih cinta dari kita semua,
mereka tidak pernah mengarang-ngarang shalawat. Mereka bertanya kepada
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
يا رسول الله ، أما السلام عليك فقد
عرفناه ، فكيف الصلاة ؟ قال : ( قولوا :اللهم صل على محمد وعلى آل محمد ،
كما صليت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد ، اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد ،
كما باركت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد )
“Wahai Rasulullah, tata
cara salam terhadapmu, kami sudah tahu. Namun bagaimana cara kami
bershalawat kepadamu? Rasulullah Shallallahu’alahi Wasallam bersabda:
‘Ucapkanlah: Allahumma Shalli ‘ala Muhammad Wa ‘ala Aali Muhammad, Kamaa
Shallaita ‘ala Ibrahim Innaka Hamiidum Majid. Allahumma Baarik ‘ala
Muhammad Wa ‘ala Aali Muhammad, Kamaa Baarakta ‘ala Ibraahim, Innaka
Hamiidum Majid‘”. (HR. Bukhari 4797)
Apalagi shalawat-shalawat yang
dikarang-karang oleh sebagian orang, dibumbui dengan khasiat-khasiat
tanpa dalil. Diperparah lagi jika shalawat-shalawat buatan tersebut di
lantunkan beramai-ramai menggunakan pengeras suara. Padahal Allah Ta’ala
memerintahkan kita berdzikir dengan rendah diri, penuh takut dan
bersuara lirih:
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ
“Berdzikirlah kepada Rabb-mu dengan penuh kerendahan diri, rasa takut serta tanpa suara yang dikeraskan” (QS. Al A’raf: 205)
Renungkanlah, dari apa yang kita paparkan di atas, andai kita mau
mengamalkan shalawat berdasarkan dalil yang shahih, hari-hari kita akan
sangat sibuk sekali. Maka, untuk apa kita masih mencari-cari atau
mengarang-ngarang shalawat sendiri? Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu
berkata:
اتَّبِعُوا وَلاَ تَبْتَدِعُوا ، فَقَد كُفِيتُم
“Ikutilah saja (sunnah Nabi) dan jangan berbuat bid’ah. Sesungguhnya sunnah Nabi telah mencukupi kalian“
No comments:
Post a Comment