khas kepada pengadu2 domba
Untuk
yang masih suka melanggar kehormatan saudara muslimnya dengan menyebar
berita2 yang dia sendiri tidak mengetahui hakekat kebenarannya. Perlu
diingatkan agar mendahulukan apa yang diketahuinya dengan pasti, diatas
berita-berita yang tidak diketahuinya dengan pasti.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلاَثًا: قِيْلَ وَقَالَ, وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
Sesungguhnya Allah membenci tiga hal untuk kalian: Qila wa qola
(katanya, katanya atau desas desus), membuang-buang harta, dan banyak
bertanya (hal yang tidak penting). (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud).
اَلْيَقِيْنُ لَا يُزَالُ بِا لشَّكِّ
" Keyakinan tidak bisa dikalahkan dengan adanya keraguan”
Al-yaqin la yuzal bi al-syak, adalah sebuah kaidah fiqh. Imam An-Nawawi
dalam kitabnya: Syarh Shahih Muslim hal 91 menyatakan bahwa, YAKIN
secara sederhana dimaknai sebagai ketetapan hati (Thuma’ninah al-qalb)
atas suatu KENYATAAN atau REALITAS tertentu. Lawan kata dari yakin
adalah syak. Adapun yang di maksud dengan al-syak disini adalah suatu
pertentangan antara kepastian dengan ketidak-pastian dengan kekuatan
yang sama.
Kaidah ini dibangun salah satunya atas dasar firman Allah
Ta'ala: Dalam QS. Yunus ayat 36 yang berbunyi : "dan kebanyakan mereka
tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu
tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan". Ayat ini pada mulanya
menyoroti karakter orang-orang musyrik yang seringkali berpegang pada
prasangka-prasangka yang tidak bisa di buktikan kebenarannya.
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Da’maa yuriibuka, ilaa
maa laa yariibuk" . ”Tinggalkan apa yang meragukanmu, (beralihlah)
kepada apa yang tidak meragukanmu.” (Arba’in Nawawi No. 11)
Aplikasi kaidah ini banyak sekali, yang intinya: KITA DAHULUKAN APA YANG
NYATA MENJADI KEYAKINAN, DIATAS PRASANGKA YANG BERDASAR KEMUNGKINAN.
No comments:
Post a Comment