Thursday 3 October 2013

SELAMATKAN DIRI KALIAN DARI DEBAT, SEKARANG DAN AKAN DATANG

::: SELAMATKAN DIRI KALIAN DARI DEBAT, SEKARANG DAN AKAN DATANG :::

September 29, 2013 at 7:26am
Bismillaah.

Majelis debat, jidal tidak Allaah nilai sebagai ibadah. Karena Rasululllah shallallaah ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk berdebat. Sehingga itu bukan majelis ilmu..

*MAA DHALLA QOUMUN BA’DA HUDAN KAANUU ‘ALAIHI ILLAA UUTUL JADAL*

“Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.” [Hadits Riwayat Ahmad dan Tirmidzi].

“Dahulu sudah berada di atas hidayah … Sebelumnya sudah berada di atas AL-HAQ … Tapi dengan sebab AL-JIDAL mereka menyimpang. Maka hiasi majelis kita ini, yang sekarang maupun akan datang dengan al-quran, was-sunnah wa manhajis salaf.” [Ustadz Luqman Ba ‘Abduh pada muhadharah di Singapura, 25 September 2013 sesi pertama pada menit 14:50–15:40]



Ikhwaatii fillaah.

Jauh hari, Nabi sudah peringatkan kita akan bahaya berjidal. Beliau mengerti, bahwa orang yang pas-pasan dalam ilmu dan amal biasanya hobi berjidal. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan umatnya dari ketergelinciran setelah mereka mendapatkan hidayah, Allaah mewahyukan kepada Nabi kita yang mulia untuk membuka lisan beliau yang mulia dan terdengarlah nasehatnya yang lembut:

*MAA DHALLA QOUMUN BA’DA HUDAN KAANUU ‘ALAIHI ILLAA UUTUL JADAL*

Seakan-akan beliau kuatir, bahwa dengan jidal ini umatnya akan terjerumus ke lembah hina bernama ADH-DHALAALAH.. Kitalah yang beliau kuatirkan.. Bukan beliau sendiri.. Beliau sudah mendapatkan surga tertinggi di sisi Allaah.

Oleh karenanya, kita tidak pernah bosan untuk menasehati diri sendiri dan teman-teman yang hendak saling mengambil faedah. Bahwa perdebatan, apapun bentuk engga ada gunanya sama sekali. Manfaatnya selalu NOL PERSEN.. Perdebatan hanya menyakitkan hati kita. Tidak pernah membikin tentram. Selalu membikin risau jiwa pihak yang benar maupun pihak yang salah ketika berdebat.

Saya engga habis pikir dan prihatin dengan hobi yang selalu muncul dalam bentuk tulisan entah itu di postingan status atau di kolom-kolom komentar. Yang akhirnya nanti justru menyibukkan diri dengan perdebatan itu. Sibuk mencari referensi bantahan untuk memenangkan perdebatan. Kalau kita sudah yakin dengan hidayah, sudah tsabat dan mantap dengan AL-HAQ yang kita pegang kenapa harus ngajak debat..?! Membikin status atau memposting komentar yang memancing debat sama dengan membuka pintu syaithan lebar-lebar untuk menjerumuskan diri. Kenapa..?! Karena dengan terbukanya satu saja pintu debat, akan segera masuk syubhat-syubhat mereka ke telinga-telinga kita, ke telinga saudara-saudara kita.. Kasihan mereka yang masih awal-awal hendak belajar, justru disodori perdebatan.

Saya akan kasih tahu rahasia untuk memenangkan perdebatan yang akan lebih menyakitkan mereka sebagai lawan debat kita. Sebuah sikap yang akan mengangkat derajat kita di sisi musuh-musuh debat kita. Sikap yang akan memberikan rasa sakit buat mereka itu adalah DIAM. Iya, dengan diam, hati mereka akan menjadi lebih resah. Karena mereka tidak punya lawan debat. Dan syubhat-syubhat mereka yang akan mengotori jiwa kita pun berjumlah nol. Karena kita tidak mendengarkannya. Karena kita tidak membaca bantahan mereka.

Sikap terpuji ini, dijanjikan oleh Allaah akan mendapat pahala surga.

Rasul ~shallallahu ‘alaihi wa sallam~ bersabda:

“Aku jamin rumah di dasar surga BAGI YANG MENGHINDARI BERDEBAT sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah ditengah surga BAGI YANG MENGHINDARI DUSTA walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga BAGI YANG BAIK AKHLAQNYA." [Hadits Riwayat Abu Daud]

Dengarkan perkataan beliau, bahwa menghindari perdebatan, menghindari dusta, berakhlak mulia akan menjadi sebab masuk surga.

Ikhwatii fillaah.

Coba sekali tempo datangi ustadz antum terdekat. Tanya kepada beliau bagaimana sekiranya kalau kita bikin status atau postingan di media sosial seperti di facebook ini untuk berdebat.. Kalau memang beliau membolehkan ya sudah, berdebatlah terus sampe ubanan.. [Sebenernya, tadinya bukan “..sampe ubanan..” Tapi saya sensor biar engga serem banget..]

Hanya kepada Allaah kita memohon taufik..

# Catatan daripada akun Majalah Tashfiyah Mudah Berfaedah #

No comments: