Bismillah.
Nasihat untuk pihak-pihak yang berkepentingan / mengikuti hawa nafsunya dlm membolehkan ucap selamat terhadap syiar-syiar AGAMA kaum kuffar ... Bertakwalah kepada Allah dan bersegeralah kalian BERTAUBAT.
...
Mengucapkan selamat kepada orang kafir pada perayaan Natal atau hari besar keagamaan lainnya dilarang menurut ijma’.
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya ”Ahkamu Ahlidz-dzimmah”, beliau berkata:
“Bahwa mengucapkan selamat terhadap syi’ar-syi’ar kafir yang menjadi ciri khas bagi agama mereka adalah Haram, secara sepakat (ijma’). Seperti memberi ucapan selamat kepada mereka pada hari-hari rayanya atau puasanya, sehingga seseorang berkata, “Selamat hari raya”, atau ia mengharapkan agar mereka merayakan hari rayanya atau hal lainnya.
Maka dalam hal ini, jika orang yang mengatakannya terlepas dari jatuh ke dalam kekafiran, namun (sikap yang seperti itu) termasuk ke dalam hal-hal yang diharamkan. Ibarat dia mengucapkan selamat atas sujudnya mereka pada salib. Bahkan ucapan selamat terhadap hari raya mereka dosanya lebih besar di sisi Allah dan jauh lebih dibenci daripada memberi selamat kepada mereka kerana meminum alkohol dan membunuh seseorang, berzina dan perkara-perkara yang sejenisnya. Dan banyak orang yang tidak paham agama terjatuh ke dalam perkara ini. Dan ia tidak mengetahui keburukan perbuatannya. Maka siapa yang memberi selamat kepada seseorang yang melakukan perbuatan dosa, atau bid’ah, atau kekafiran, berarti ia telah membuka dirinya kepada kemurkaan ALLAH.” –Akhir dari perkataan Syaikh
-Ibnul Qayyim rahimahullah–
Bismillaah.
Orang yang BERILMU berkewajiban untuk mengajarkan kepada yang TIDAK BERILMU.
Selain itu wajib orang tidak tahu (tidak berilmu tentang sesuatu perkara) bertanya kepada orang yang benar-benar BERILMU yakni dari kalangan para ulama mahupun kepada para thulabul ilm yang telah mempelajar ilmu dari ulama tersebut.
Selain itu pula dilarang (haram) bertanya kepada orang-orang yang JAHIL dan tidak dikenal keilmuan dan tidak diketahui belajarnya kepada siapa.
(secara makna)
[Pelajaran daripada Pelajaran daripada Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed ~Hafidzahullah~ pada acara daurah dgn tema: Carilah Ilmu Sebelum Ilmu Itu Dicabut]
Orang yang BERILMU berkewajiban untuk mengajarkan kepada yang TIDAK BERILMU.
Selain itu wajib orang tidak tahu (tidak berilmu tentang sesuatu perkara) bertanya kepada orang yang benar-benar BERILMU yakni dari kalangan para ulama mahupun kepada para thulabul ilm yang telah mempelajar ilmu dari ulama tersebut.
Selain itu pula dilarang (haram) bertanya kepada orang-orang yang JAHIL dan tidak dikenal keilmuan dan tidak diketahui belajarnya kepada siapa.
(secara makna)
[Pelajaran daripada Pelajaran daripada Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed ~Hafidzahullah~ pada acara daurah dgn tema: Carilah Ilmu Sebelum Ilmu Itu Dicabut]